Tinjauan Pustaka mengenai Telur


 

Telur adalah produk peternakan yang berasal dari unggas. Sebagai produk yang mudah rusak (perishable), telur memiliki sifat yang mirip dengan produk pertanian lainnya. Beberapa kerusakan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas telur antara lain pecahnya cangkang telur, kehilangan gas CO2, pertumbuhan mikroorganisme, dan pengenceran isi telur (Shofiyanto et al., 2008). Menurut Rashaf (2007), telur ayam ras memiliki masa simpan yang sangat singkat, hanya sekitar 2 minggu. Oleh karena itu, perlakuan khusus diperlukan agar telur dapat disimpan lebih lama.

Telur merupakan sel telur (ovum) yang tumbuh dari sel induk (oogonium) di dalam indung telur (ovarium), menurut Sarwono (1994). Telur berfungsi sebagai alat berkembangbiak bagi unggas dan hewan yang menghasilkannya. Selain itu, telur juga merupakan bahan makanan hewani yang memiliki nilai gizi tinggi, karena mengandung protein, vitamin, mineral, dan memiliki daya cerna yang tinggi (Suprapti, 2002). Telur terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kulit telur (sekitar 11% dari berat total telur), putih telur (sekitar 57% dari berat total telur), dan kuning telur (sekitar 32% dari berat total telur) (Powrie et al., 1996; Suprapti, 2002).

 

Kandungan Gizi Telur Ayam

Komponen

Putih Telur (%)

Kuning Telur (%)

Protein

10,9

16,5

Lemak

0,2

32,0

Hidrat Arang

1,0

1,0

Air

87,0

49,0

Sumber: Sudaryani, 2003

Kulit telur atau cangkang terdiri dari kalsium karbonat (sekitar 94%), magnesium karbonat (sekitar 1%), kalsium fosfat (sekitar 1%), dan 4% bahan organik. Fungsi cangkang telur sangat penting, antara lain mempertahankan bentuk telur dan melindungi telur dari pengaruh lingkungan luar (Powrie et al., 1996). Secara mikroskopik, cangkang telur memiliki pori-pori dengan jumlah dan ukuran yang bervariasi untuk setiap jenis telur. Jumlah dan ukuran pori-pori tersebut berkorelasi positif dengan ukuran telur yang lebih besar (Romanoff and Romanoff, 1963). Cangkang telur memiliki struktur yang berpori-pori (poroeus), dilapisi oleh kutikula dan lapisan berlemak. Di dalam cangkang, terdapat putih telur yang terletak di sebelah luar kuning telur. Putih telur kaya akan protein albumin, dan antara putih telur dan kuning telur terdapat lapisan tipis yang disebut kalaza (chalazae). Kuning telur tersimpan di bagian pusat telur dan memiliki bentuk bola (Apendi, 2013).

 

Putih telur mengandung 11,5% bahan padat, terdiri dari 86% protein, 9% gula, dan 5% abu. Putih telur dipisahkan dari cangkang telur oleh dua lapis membran. Ketika telur mulai mendingin setelah diambil, terbentuk kantong udara yang membesar di ujung telur antara kedua membran. Kantong udara ini dapat membesar lebih lanjut jika terjadi penguapan melalui cangkang telur (Trihendrokesewo, 1989). Kuning telur mengandung 52% bahan padat yang terdiri dari 31% protein, 64% lipid (41,9% trigliserida, 18,8% fosfolipid, dan 3,3% kolesterol), 2% karbohidrat, dan 3% abu. Kuning telur dibungkus oleh membran vitelin. Kehadiran putih telur yang tebal membantu menjaga kuning telur tetap berada di tengah (Trihendrokesewo, 1989). Menurut Djanah (1990), setiap telur memiliki struktur yang sama, terdiri dari tiga komponen utama, yaitu cangkang telur (egg shell) sekitar 11% dari total berat telur, putih telur (albumen) sekitar 57% dari total berat telur, dan kuning telur (yolk) sekitar 32% dari total berat telur.

Bentuk telur yang ideal adalah bulat, tetapi sering terjadi kelainan pada bentuk telur akibat kelainan dalam proses pembentukan kulit telur di bagian isthmus dan uterus (Sirait, 1986). Sebutir telur mengandung gizi yang cukup lengkap dan mudah dicerna. Selain itu, telur juga memiliki sifat serba guna dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, sebutir telur ayam dengan berat 50 g mengandung 6,3 g protein, 0,6 g karbohidrat, 5 g lemak, serta vitamin dan mineral (Sudaryani, 2003).

Telur merupakan sumber gizi yang penting bagi tubuh manusia. Selain memiliki rasa yang enak dan mudah dicerna, telur dapat dikonsumsi oleh semua golongan umur, mulai dari bayi hingga lansia. Kelebihan lain dari telur adalah kemampuannya untuk diolah menjadi berbagai jenis lauk pauk yang lezat. Menurut Anonim (2011), terdapat beberapa fakta menarik tentang telur yang mungkin belum diketahui, antara lain: nilai kegunaan protein (net protein utilization) telur mencapai 100%, melebihi daging ayam (80%) dan susu (75%). Putih telur mengandung protein albumen, serta mengandung niasin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), klorin, magnesium, kalium, natrium, dan sulfur. Putih telur menyumbang sekitar 57% dari total protein dalam telur. Terkadang, terdapat sedikit darah dalam telur yang berasal dari pembuluh darah kuning telur yang pecah. Namun, telur tersebut tetap aman untuk dikonsumsi. Kulit telur terdiri dari kalsium karbonat dan merupakan sekitar 9-12% dari berat total telur. Kulit telur juga memiliki pori-pori yang memungkinkan masuknya oksigen dan karbon dioksida serta keluarnya kelembaban.



 


Posting Komentar untuk "Tinjauan Pustaka mengenai Telur"