BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Susu Fermentasi
2.1.1 Yakult
Susu fermentasi
jenis ini awalnya berasal dari Jepang dan ditemukan oleh Dr. Shirota pada tahun
1930. Yakult merupakan produk susu fermentasi yang menggunakan starter tunggal,
yaitu Lactobacillus casei. Kecepatan pertumbuhan bakteri ini tergolong cukup lambat
dibandingkan dengan bakteri sejenis lainnya seperti Dornic atau 0,5% asam
laktat, yaitu sekitar 50 setelah 48 jam. Bakteri Lactobacillus casei memiliki
bentuk batang tunggal dan termasuk dalam golongan bakteri heterofermentatif,
fakultatif, mesofilik, serta berukuran lebih kecil daripada Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus acidophilus, dan Lactobacillus helveticus. Bakteri
Lactobacillus casei mengubah ribosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Proses
pembuatan yakult dimulai dengan sterilisasi pada suhu 140 derajat Celsius
selama 3 hingga 4 detik, kemudian Lactobacillus casei C ditambahkan dan
dibiarkan selama dua hari. Nilai gizi yakult adalah sebagai berikut: protein 1,2%, lemak 0,1%,
mineral 0,3%, karbohidrat 16,5%, air 81,9%, dan nilai kalori per 100 gram.
Menurut Legowo dan Mahananni (2008), Lactobacillus casei adalah galur unggul
yang mudah dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman susu dasar. Selain itu, bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk bertahan dari pengaruh asam lambung dan cairan empedu, sehingga dapat bertahan hidup hingga mencapai usus halus.
2.1.2 Yoghurt
Menurut definisi resmi (Codex Alimentarius, 2003), yoghurt merupakan produk susu yang mengalami koagulasi melalui fermentasi asam laktat khusus yang dilakukan oleh Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricus dan Streptococcus salivarius var. thermophilus. Mikroorganisme dalam produk akhir harus hidup-aktif dan dalam jumlah yang berlimpah. Dengan demikian, yoghurt sebenarnya hanyalah salah satu jenis susu fermentasi yang dibuat dari susu dengan bantuan mikroba. Codex susu adalah daftar standar yang harus dipenuhi oleh air susu sebagai bahan makanan, yang telah disepakati oleh para ahli gizi dan kesehatan di seluruh dunia. Meskipun setiap negara atau daerah memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri.
Yang membedakan produk
susu fermentasi satu dengan yang lainnya adalah jenis bakteri yang digunakan.
Pada produk yogurt terdapat dua jenis bakteri berjenis asam laktat yang hidup
berdampingan dan saling bekerja sama )Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus.) Kedua bakteri ini menghasilkan asam laktat yang menyebabkan susu
menggumpal menjadi yogurt. Aktivitas bakteri ini merupakan sumber sebagian
besar manfaat yogurt. Informasi mengenai beberapa produk susu fermentasi dan
bakteri yang mengfermentasikannya dapat ditemukan pada Tabel 1 (Widodo, 2002).
Tabel 1 Produk susu fermentasi dan bakteri pembuatnya
Nama susu fermentasi |
Mikroba |
Yogurt, kishk, zabaday |
Lb. bulgaricus, S. Thermophilus |
Kefir |
Lc. lactis, Lb. Kefir |
Susu asidofilus |
Lb. Acidophilus |
Yakult, susu L. Casei |
Lb. Casei |
Susu bifidus |
Bifidobacterium vifidum |
2.2 Ciri Fisiologis dan Morfologi Mikroba pada Susu Fermentasi
2.2.1 Lactobacillus casei
Lactobacillus merupakan salah satu jenis bakteri Gram positif yang tidak
menghasilkan spora. Biasanya tidak bergerak dan merupakan anaerob fakultatif.
Bakteri ini juga katalase negatif. Koloni Lactobacillus dalam media agar
memiliki ukuran sekitar 2-5 mm, berbentuk konfeks, opak, sedikit transparan,
tidak berpigmen, dan metabolit utamanya adalah asam laktat. Bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu 25-40°C dan tersebar luas di lingkungan, terutama
dalam produk-produk pangan asal hewan dan sayuran. Bakteri ini dapat ditemukan
secara alami dalam saluran pencernaan unggas dan mamalia (Ray dan Bhunia,
2008). Informasi lebih lanjut mengenai pembagian grup Lactobacillus dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 grup spesies Lactobacillus sp
Karakteristik |
Grup I |
Grup II |
Grup III |
Fermentasi karbohidrat |
Homofermentatif |
Fakultatif heterofermentatif |
heterofermentatif |
Produk akhir fermentasi
karbohidrat |
Laktat |
Laktat,asetat, etanol, CO2,
format |
Laktat, asetat, etanol, CO2 |
Contoh spesies |
L. delbrueckii
ssp. delbrueckii, bulgaricus, lactis L. leichmannii L. acidophilus L. elveticus L. brevis L. sanfrancisco L. reuteri |
L. casei ssp.
Casei, rhamnosus, pseudoplantarum L. plantarum L. sake |
L. fermentatum L. divergens L. kefir L. confuses |
Sumber: Ray dan Bhunia
(2008)
2.2.2 Lactobacillus bulgaricus & Streptococcus thermophilus
Streptococcus thermophilus berbeda dari genus streptococcus
lainnya berdasarkan kemampuannya tumbuh pada suhu 45°C, sedangkan tidak tumbuh
pada suhu 10°C (Tamime dan Deeth, 1980). Streptococcus thermophilus cenderung menyukai
lingkungan dengan pH mendekati netral, dengan pH optimal pertumbuhannya sekitar
6,5 (Helferich dan Wethoff, 1980).
Helferich dan Westhoff et al. (1980) menyatakan bahwa suhu optimum
untuk pertumbuhan S. thermophilus adalah 37°C, sementara L. bulgaricus optimal
pada suhu 45°C. Jika kedua bakteri ini diinokulasi pada suhu 45°C (pH 6,6-6,8),
S. thermophilus akan tumbuh lebih baik pada awalnya, dan setelah pH menurun
akibat produksi asam laktat, L. bulgaricus akan tumbuh lebih baik (Pederson,
1977).
Kultur campuran S. thermophilus dan L.
bulgaricus menghasilkan lebih banyak asam daripada penggunaan satu jenis kultur
saja. Oleh karena itu, perbandingan yang seimbang antara kedua bakteri ini,
yaitu 1:1, perlu dipertahankan agar produksi asam dapat berlangsung dengan
cepat. Laktosa dalam susu digunakan sebagai sumber energi dan karbon selama
pertumbuhan kultur yoghurt. Menurut Helferich dan Westhoff (1980), sekitar 0,5
persen dari 5 persen laktosa dalam susu digunakan oleh kultur untuk
pertumbuhannya, sementara sisanya diubah menjadi asam laktat. Akumulasi asam
laktat ini menyebabkan penurunan pH atau peningkatan keasaman dalam susu.
2.3 Komposisi Media MRSA
Komposisi Media MRSA
menurut Karna et al (2007)
Tabel 3 Komposisi MRSA
Komposisi |
Berat |
Pepton |
10 gram |
Beef extract |
10 gram |
Yeast extract |
5 gram |
K2HPO4 |
2 gram |
Ammonium sitrat |
2 gram |
Glukosa |
2 gram |
Natrium asetat |
20 gram |
MgSO4.7H2O |
0.58 gram |
MnSO4.4H2O |
0.28 gram |
Agar |
15 gram |
Aquadest |
1 liter |
MRSA (Mann Rogosa Sharpe Agar) adalah media yang diperkenalkan
oleh De Mann, Rogosa, dan Shape untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi
berbagai jenis Lactobacillus dari berbagai bahan.
MRSB (Mann Rogosa Sharpe Broth) adalah media cair yang digunakan
untuk pertumbuhan bakteri asam laktat. Selain itu, media ini juga digunakan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau mikroba lain yang mungkin ada dalam
media tersebut.
2.4 Karakteristik Bahan yang Digunakan
Kerapatan susu
bervariasi antara 1,0260 hingga 1,0320 pada suhu 20°C. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kandungan lemak dan zat padat bukan lemak
yang terdapat di dalam susu. pH susu segar berada dalam kisaran antara 6,6
hingga 6,7. Namun, jika susu mengalami pengasaman yang cukup banyak akibat
aktivitas bakteri, maka nilai pH susu akan turun. Jika pH susu berada di atas
6,6 hingga 6,8, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya penyakit pada sapi yang
mengganggu keseimbangan mineral dalam susu (Buckle dkk, 2009).
Susu normal memiliki
warna putih kekuningan. Variasi warna pada susu disebabkan oleh perbedaan pakan
yang diberikan kepada sapi dan faktor genetik. Rasa sedikit manis pada susu
berasal dari laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida. Pembekuan
adalah karakteristik yang paling khas dari susu, yang disebabkan oleh aktivitas
enzim atau penambahan asam. Pembekuan susu biasanya terjadi karena aktivitas
enzim proteolitik.
Susu adalah makanan
alami yang hampir sempurna. Sebagian besar nutrisi penting terdapat dalam susu,
seperti protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin (vitamin B1). Susu juga
merupakan sumber kalsium yang baik karena selain memiliki kandungan kalsium
yang tinggi, laktosa dalam susu membantu penyerapan kalsium dalam saluran
pencernaan (Almatsier, 2002).
How to create a slot machine - JtmHub
BalasHapusAt Kiron, you are creating your 울산광역 출장샵 own casino, that is, 원주 출장샵 you 밀양 출장샵 are the one 울산광역 출장마사지 who provides you with 순천 출장마사지 the best slots, as well as